Updating Results

Ingin Kerja di Start Up?‌ ‌Baca Dulu Mitos dan Faktanya Berdasarkan Survei Prosple!

Alta Windiana

Careers Commentator
Untuk‌ ‌memenuhi‌ ‌rasa‌ ‌penasaran‌ ‌kalian‌ ‌(khususnya‌ ‌para‌ ‌‌fresh‌ ‌graduate‌),‌ ‌Prosple‌ ‌menyebarkan‌ ‌kuesioner‌ ‌ke‌ ‌para‌ pekerja‌ ‌Startup.‌ ‌Yuk‌ ‌telusuri‌ ‌hasilnya!‌

Bekerja di sebuah perusahaan Startup kini menjadi impian sebagian generasi muda. Karena kepopulerannya, banyak mitos-mitos menarik yang beredar di luar sana mengenai jenis perusahaan satu ini.

Benarkah seindah (atau se - ‘menakutkan’) kedengarannya? Untuk mengetahui kenyataannya, Prosple menyebarkan kuesioner ‘Workplace Satisfaction Survey’ ke para responden yang bekerja di beberapa startup terkemuka di Indonesia. Selain memenuhi rasa penasaran, siapa tahu data-data yang kami kumpulkan akan dapat membantu memutuskan langkah karir kalian di masa mendatang.

Tapi sebelumnya, kenalan dulu yuk sama istilah ‘Startup’!

Startup (Start-Up) adalah sebutan untuk sebuah perusahaan rintisan atau baru berdiri, yang biasanya bergerak di bidang inovasi teknologi digital. Teknologi yang mereka kembangkan merupakan sebuah ‘jawaban’ atau solusi dari permasalahan serta kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan bidang usahanya, ada berbagai macam perusahaan startup di Indonesia. Beberapa contohnya antara lain:

  • Startup e-commerce: Untuk mewadahi kegiatan jual-beli barang secara online. Contohnya: Bukalapak, Tokopedia, Blibli.
  • Startup transportasi: Untuk memudahkan pemesanan alat transportasi dimana saja dan kapan saja. Contohnya: Gojek.
  • Startup pendidikan: Memberikan akses pelajaran tambahan serta konten edukasi ke para siswa sekolah. Contohnya: Zenius, Ruangguru.
  • Startup kesehatan: Memberikan informasi kesehatan, fasilitas konsultasi dokter hingga pembelian obat secara online. Contohnya: Halodoc, Klikdokter.
  • Startup games: Aneka permainan, baik gratis dan berbayar, yang bisa dimainkan secara online
  • Startup sekuritas: Menyediakan kemudahan dan fleksibilitas untuk berinvestasi, baik dengan saham, obligasi, atau reksa dana. Contohnya: Bibit, Ajaib.
  • Selain bidang-bidang di atas, ada pula startup yang bergerak di bidang pertanian, ekspedisi, asuransi, properti dan banyak lagi.

Menjelang akhir tahun 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sudah ada 2.319 perusahaan startup yang berdiri di Indonesia. Dari jumlah yang fantastis tersebut, 2 di antaranya telah mencapai level decacorn, sedangkan 8 perusahaan telah menjadi unicorn.

Unicorn adalah sebutan bagi startup yang telah mencapai valuasi sebesar 1 miliar USD. Perusahaan startup berlevel unicorn di Indonesia adalah Bukalapak, Traveloka, OVO, OnlinePajak, Xendit, Ajaib, Tiket.com, serta JD.ID. Gelar decacorn diberikan pada startup yang bernilai di atas 10 miliar USD, kini dipegang oleh Goto (Gojek dan Tokopedia) serta J&T Express.

Demografi Prosple’s Startup Employee Survey

Untuk lebih memahami nuansa bekerja di sebuah Startup, Prosple menyebarkan kuesioner ke 88 responden yang masih aktif bekerja di beberapa Startup di Indonesia.

Responden yang menjawab kuesioner terdiri dari 44 pria dan 44 wanita, dengan latar pendidikan mulai dari SMA atau setara, Diploma, S1 hingga S2 dari berbagai jurusan.

Posisi yang diduduki para responden pun beraneka ragam. Mulai dari marketing, creative, engineering, developer hingga recruitment. Level pengalaman pun berbeda, namun untuk lebih memahami sudut pandang para fresh graduate, responden didominasi oleh pekerja magang (51,8%) dan entry level (32,9%).

article mitos dan fakta start uparticle mitos dan fakta start up

Lalu, apa saja mitos tentang Startup yang perlu kita ketahui kebenarannya?

Dalam kuesioner yang disebarkan, selain pertanyaan yang bersifat kualitatif, para responden juga diminta untuk memberi nilai kepuasan akan beberapa faktor. Rentang skor yang diberikan antara 1 (tidak puas sama sekali) hingga 10 (sangat puas).

Dengan menarik kesimpulan atas jawaban-jawaban tersebut, kami pun mencoba untuk

menjawab beberapa mitos yang beredar mengenai bekerja di perusahaan Startup, di antaranya:

1. Mitos jam kerja: ‘Terlalu santai’ atau justru ‘Tidak kenal waktu’

Walaupun kedua mitos ini bertolak belakang, namun selalu menjadi perhatian para calon pekerja. Karena para pegawainya yang selalu terlihat santai (baik dari outfit, perilaku maupun suasana kantornya), banyak yang menganggap bekerja di Startup itu banyak main-mainnya.

Di sisi lain, karena kesibukan dalam mengembangkan bisnis, muncul jugalah asumsi bahwa para karyawannya diforsir untuk bekerja tanpa henti, bahkan hingga larut malam atau weekend. Sebenarnya bagaimana sih kenyataannya?

Menurut para responden, kebanyakan perusahaan Startup menerapkan ‘flexible working hours’ atau jam kerja fleksibel. Bukan berarti santai, tetapi pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang kamu tentukan sendiri, tanpa mengenal batasan waktu ‘nine to five’ seperti aturan perusahaan konvensional.

Nyatanya, menurut survey, para pekerja tidak memiliki kesulitan untuk menciptakan ‘work-life balance.’ Suara terbanyak sebesar 33% memberi nilai 8 atas tingkat pencapaian work-life-balance, 22% memberi nilai sempurna, dan hanya 1% yang merasa kurang puas akan hal ini.

article mitos dan fakta start up

2. Lingkungan kerja kompetitif dan ‘sikut-sikutan’

Karena bergerak di bidang pengembangan teknologi digital, karyawan Startup biasanya didominasi oleh usia millenials dan Gen-Z. Oleh karena itu, ada image yang tercipta bahwa karyawan Startup bersifat kreatif, dinamis dan penuh ambisi untuk berkembang.

Dengan perbedaan rentang usia yang cukup berdekatan satu sama lain, apakah membuat para karyawannya semakin solid, atau justru timbul persaingan yang ketat?

Menurut para responden, lingkungan kerja di Startup cenderung suportif dan kekeluargaan. Para senior (atau mentor) dan manajemennya pun cukup friendly dan helpful. Usia yang tidak terpaut terlalu jauh dengan sesama anggota tim  juga membuat proses komunikasi lebih mudah.

Dalam aspek work culture & colleagues, suara terbanyak sebesar 42% memberi skor 9 atau nyaris sempurna. Teamwork dan kenyamanan kerja dianggap sebagai suatu hal yang dapat membuat perusahaan tersebut semakin maju dan berkembang.

article mitos dan fakta start up

3. Sulit untuk naik jabatan

Dengan sistem kerja dan model bisnis yang masih berkembang, jenjang karir di Startup juga dianggap masih belum jelas. Apalagi bila jumlah karyawan masih relatif sedikit dengan struktur organisasi yang belum lengkap.

Karena kebanyakan responden masih baru memasuki dunia kerja, beberapa masih belum mendapatkan gambaran yang jelas akan kesempatan untuk mendapatkan promosi di masa mendatang. Namun, sebanyak 47% responden memberi skor 8 karena merasa hopeful akan kemajuan karir di perusahaan tersebut.

article mitos dan fakta start up

Dari segi training & development, para responden juga merasa cukup puas dengan bimbingan serta pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja mereka.

Selain menyediakan training berkala untuk para karyawan baru, karyawan beberapa perusahaan bahkan dapat mengajukan request pelatihan yang diinginkan kepada manajemen perusahaan, untuk mengembangkan skill yang mereka miliki.

article mitos dan fakta start up

4. Masa depan perusahaan yang tidak pasti

Usia perusahaan Startup rata-rata masih sangat muda, kebanyakan masih di bawah lima tahun. Hal ini membuat banyak orang yang meragukan, apakah perusahaan ini masih akan bertahan di lima sampai sepuluh tahun mendatang? Apakah karyawannya juga bisa mempertahankan pekerjaan mereka dalam jangka panjang?

Untuk meng-cover keraguan ini, kami mengajukan pertanyaan mengenai job security. Job security dapat didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan untuk mempertahankan pekerjaanmu dalam jangka waktu yang lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah job security adalah kondisi perusahaan serta skill dan attitude yang kamu miliki.

Dengan kemajuan Startup tempat mereka bekerja sekarang, suara terbanyak sebesar 39% dari responden merasa cukup secure dengan karir yang kini dijalani.

article mitos dan fakta start up

Disclaimer: Setiap perusahaan Startup (dan persepsi para karyawannya) bisa jadi berbeda-beda!

Hasil yang kami kumpulkan hanya mewakili beberapa perusahaan Startup sebagai sampel, sehingga bisa jadi berbeda dari keadaan perusahaan Startup lain di luar sana.

Namun, respon-respon yang kami terima diharapkan bisa mewakili keadaan yang dihadapi para pekerja Startup, sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ingin kamu ketahui kebenarannya.

Kesuksesan sebuah perusahaan memiliki banyak faktor, demikian pula kemajuan karir para karyawannya. Sebagai fresh graduate atau first jobber yang masih meniti karir, ambillah segala peluang yang tersedia di luar sana.

Kembangkan segala keterampilan kerja, kemampuan bersosialisasi serta adaptasi dengan perkembangan teknologi, hingga mencapai posisi karir yang kamu inginkan.

Siap untuk memulai karir di perusahaan Startup impianmu? Klik id.prosple.com dan mulailah mencari-cari kesempatan kerja yang kiranya sesuai dengan skill dan passion-mu.

 

Originally published on Prosple Indonesia

Related articles you might be interested
Jangan Lakukan Hal-Hal Ini Selama Mengikuti Management Trainee!
Apa saja sih kesalahan umum para fresh graduate saat menjalani program Management Trainee? Pastikan kamu tidak melakukan…
Serunya Menjadi Junior Creative di Advertising Agency
Untuk kalian fresh graduate yang ingin bekerja di advertising agency, bisa memulai karir dengan menjadi seorang junior c…
‌‌‌Back to WFO Setelah Mulai Nyaman WFH, Saatnya Kembali Beradaptasi
Setelah sekian lama, kita mulai nyaman dengan rutinitas WFH. Otomatis, saat harus kembali WFO, ada beberapa kebiasaan y…
Jangan Lakukan Hal-Hal Ini Selama Mengikuti Management Trainee!
Apa saja sih kesalahan umum para fresh graduate saat menjalani program Management Trainee? Pastikan kamu tidak melakukan…
Serunya Menjadi Junior Creative di Advertising Agency
Untuk kalian fresh graduate yang ingin bekerja di advertising agency, bisa memulai karir dengan menjadi seorang junior c…
‌‌‌Back to WFO Setelah Mulai Nyaman WFH, Saatnya Kembali Beradaptasi
Setelah sekian lama, kita mulai nyaman dengan rutinitas WFH. Otomatis, saat harus kembali WFO, ada beberapa kebiasaan y…