Bidang usaha: Perusahaan multinasional dengan lini bisnis utama di industri minyak-gas bumi dan manufaktur bahan kimia. Kegiatan bisnis ExxonMobil di Indonesia meliputi eksplorasi, ekstraksi, pengolahan, dan pemasaran produk jadi (migas & petrokimia).
Misi: “Menyediakan energi untuk dunia secara aman dan bertanggung jawab”
Jumlah Karyawan: 500 lebih (Indonesia)
Hal-hal Terbaik: Mengutamakan keamanan pada kegiatan usaha di lapangan. Eksposur terhadap standar kerja dan jaringan karyawan multinasional. Peluang peningkatan dan pengembangan skill yang besar lewat pelatihan-pelatihan terbaik di kelasnya.
ExxonMobil adalah perusahaan gabungan dari dua perusahaan, Exxon dan Mobil, yang resmi merger pada 30 November 1999. Keduanya merupakan perusahaan turunan dari Standard Oil yang didirikan oleh John D. Rockefeller. Exxon sebelumnya bernama The Standard Oil Company of New Jersey dan Mobil sebelumnya bernama The Standar Oil Company of New York. Saat ini, ExxonMobil bermarkas utama di Irving, Texas. Selain memiliki bisnis migas, ExxonMobil juga merupakan produsen bahan kimia.
Meskipun baru resmi merger pada 1999, ExxonMobil sudah hadir di Indonesia sejak 1898 melalui perusahaan pendahulunya dengan membuka kantor pemasaran. Sampai dengan periode merger, ExxonMobil beroperasi di Indonesia secara terpisah dan melalui perusahaan turunan lain dari Standard Oil. Kegiatan eksplorasi mulai dilakukan pada 1912, namun kegiatan pengeboran dilakukan begitu lapangan Arun di Aceh ditemukan pada 1971, setelah sebelumnya menandatangi kontrak kerja sama (KKS) untuk Aceh pada 1968.
Setelahnya, ExxonMobil melakukan penandatangan KKS untuk lapangan Natuna D-Alpha pada 1980 dan blok Cepu pada 2005 bersama dengan sejumlah perusahaan lainnya. Penunjukan ExxonMobil sebagai operator Lapangan Banyu Urip Cepu diawali dengan peran perusahaan sebagai operator technical assistance contract pada tahun 2000 dan kegiatan eksplorasi. Cadangan minyak di Banyu Urip yang mencapai 450 juta barrel sendiri ditemukan pada 2001.
Di Lapangan Banyu Urip, ExxonMobil memegang kepemilikan saham sebesar 45%. Blok Cepu merupakan kontributor minyak bumi terbesar nasional. Pada 2020, produksi Blok Cepu mencapai 30% dari produksi nasional.
Selama beroperasi di Indonesia, ExxonMobil juga telah menandatangani kontrak pengiriman LNG dengan beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan. ExxonMobil juga mendirikan PT ExxonMobil Lubricant Indonesia pada 2003, sebuah perusahaan dengan lini usaha hilir yang mencakup penjualan bahan bakar dan bahan kimia. ExxonMobil menjual pelumas dengan merk dagang Mobil. Kemudian pada Juni 2018, ExxonMobil mengakuisisi PT Federal Karyatama yang merupakan pemegang merk dagang Federal Oil.
ExxonMobil sangat serius dalam membangun dan mengembangkan keahlian karyawannya, terutama yang bekerja di industri hulu. Sehingga karyawan akan menerima rangkaian pelatihan-pelatihan intensif terbaik di industri migas. Lingkungan kerja ExxonMobil di Indonesia cukup kompetitif, mengutamakan keselamatan kerja dengan standar tinggi dan budaya kerjanya terus mendorong karyawan untuk meningkatkan kualitas performa. Sehingga cocok bagi fresh graduate untuk menimba ilmu dan merintis karir yang bonafit.
Suasana kerja pun kondusif, dengan relasi antara atasan dan karyawan terjalin baik. Sistem manajemen yang diterapkan telah terbangun baik dijalankan secara profesional karena perusahaan telah berpengalaman dan beroperasi selama seratus tahun lebih.
Informasi mengenai magang di kantor-kantor cabang ExxonMobil di seluruh dunia diumumkan lewat website resmi perusahaan, termasuk juga informasi pembukaan lowongan kerja untuk fresh graduate dan karyawan berpengalaman. Pengajuan lamaran dilakukan secara online.
Proses pemanggilan karyawan magang bervariasi, paling lama dapat melampaui dua bulan. Namun waktu tunggu setelah tahapan rekrutmen selesai cukup cepat dan bervariasi. Waktu tunggu terlama mencapai dua bulan, dan yang tercepat hanya selang satu hari kemudian. Seleksi resume atau CV sangat berperan penting bagi karyawan magang untuk masuk ke proses interview, kegiatan di luar pendidikan selama perkuliahan menjadi nilai tambah yang akan dipertimbangkan, sehingga disarankan agar mahasiswa yang hendak magang dan fresh graduate untuk menyusun resume sebaik mungkin.
Calon karyawan akan menempuh ujian tertulis, security background check, dan interview bersama user dan VP untuk tanya jawab seputar pengetahuan teknis, keahlian, dan pengalaman kerja sebelumnya.
Kontrak pengoperasian dan pengolahan Blok Cepu yang dipegang ExxonMobil akan berlangsung hingga 2035, sehingga peluang pengembangan karir di perusahaan ini masih terbilang cerah hingga satu dekade lagi. Sebagai perusahaan migas, prospek karir yang paling berpeluang besar untuk berkembang di ExxonMobil adalah teknik permesinan, teknik perminyakan, dan geologi. Namun di samping profesi yang berkecimpung langsung di kegiatan hulu (upstream), fresh graduate juga berpeluang untuk meniti karir di kegiatan hilir (distribusi, pemasaran) dengan tantangan kerja yang tak kalah tinggi dengan profesi di lini bisnis hulu karena industri migas merupakan salah satu sektor ekonomi terbesar di Indonesia. Berikut adalah contoh bidang profesi yang dapat dikembangkan di ExxonMobil:
ExxonMobil menyediakan program magang dan internship berbayar dengan besaran gaji bervariasi, namun dalam rentang yang tidak begitu jauh. Misalnya intern/magang brand marketing akan menerima Rp2,3 juta per bulan, fresh graduate yang menjalani job training akan menerima Rp2,25 juta, sedangkan intern/magang legal officer akan menerima Rp2,08 juta.
Untuk karyawan tetap, gaji akan disesuaikan menurut jabatan dan divisi. Misalnya staff finance/akuntan akan menerima Rp13,4 juta, engineer bisa menerima Rp20,6 juta, field engineer menerima Rp16,5 juta, geologis menerima Rp19,5 juta, sedangkan mechanical engineer dan piping engineer menerima Rp31,2 juta.
Besaran ini akan bertambah untuk level jabatan yang tinggi. Misalnya territory manager menerima Rp25 juta, construction superintendent menerima Rp80 juta, site project control akan menerima sekitar Rp47,5 juta.
Sama seperti perusahaan migas pada umumnya, ExxonMobil memberikan tunjangan kesehatan yang lengkap untuk karyawan beserta keluarganya.
Selama beroperasi di Indonesia, ExxonMobil banyak melakukan program sosial yang menyasar masyarakat penduduk yang bermukim di sekitar wilayah kerja perusahaan. Pada sektor pendidikan, pada 2011 ExxonMobil menggelontorkan US$3,15 juta untuk mendirikan sekolah berstandar internasional untuk siswa-siswa dari keluarga prasejahtera. Pada 2015, ExxonMobil menginvestasikanUS$1,9 juta untuk program pengembangan kurikulum di enam sekolah selama tiga tahun, untuk meningkatkan pelatihan siswa dan guru-guru. Sebanyak 250 guru dan 3.960 siswa merasakan manfaat program ini. Selain itu, ExxonMobil juga memperbaiki 280 sarana prasarana sekolah agar memiliki ruang kelas lengkap, toiler bersih, laboratorium, dan perpustakaan.
Pada sektor kesehatan, ExxonMobil menyediakan kakus untuk 3.300 keluarga di 16 desa. Pada 2008, perusahaan menjalankan program air bersih dan sanitasi di Bojonegoro, Tuban, dan Blora. Program ini menyediakan 29 menara air berikut pipa air sepanjang 87.898 meter, memberikan manfaat kepada 35.000 penduduk di 24 desa.
Dan pada pengembangan ekonomi, sejak 2008 ExxonMobil menjalankan program pembiayaan mikro bagi wirausahawan kecil, terutama perempuan, dengan total dana pinjaman mencapai US$10 juta dan tingkat pengembaliannya pun memuaskan, yakni mencapai 100%. Program ini memberikan manfaat bagi 27.400 penduduk di Aceh Utara, Majene, Donggala, Bojonegoro, Blora, dan Tuban.
Pada Juni 2001, ExxonMobil digugat secara resmi di Pengadilan Distrik Columbia, Washington, Amerika Serikat. Gugatan itu diajukan oleh 11 warga Aceh. ExxonMobil dituduh berkontribusi dalam pelanggaran HAM yang dilakukan TNI. Pada 1990-2000 ExxonMobil memakai jasa TNI untuk menjaga aset perusahaan dari gerakan separatis. Aceh saat itu dalam status Daerah Operasi Militer (1989-1998). Gugatan itu menyebutkan bahwa tentara yang dibayar oleh ExxonMobil saat itu malah menyasar warga sipil tak bersalah di sekitar aset perusahaan dalam prosesnya. Kasus ini berlangsung selama dua dekade lebih. Namun pada Mei 2022, hakim distrik AS memerintahkan ExxonMobil agar membayar biaya hukum pihak penggugat senilai US$288.900 atau sekitar Rp4 miliar. Kasus ini akhirnya mulai menemukan titik terang, dengan potensi akan naik ke persidangan pada September 2022.